radimel 2

ads2

Saturday 29 November 2014

Masalah dalam penambangan dan solusinya 2 - dokumen tambang

Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang pengurusan dokumen tambang yang terkadang rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Tentu saja dengan pengurusan laporan / dokumen yang berlarut – larut akan menyebabkan terhambatnya kegiatan penambangan sehingga melenceng dari jadwal yang seharusnya
Pengurusan dokumen yang rumit dan memakan waktu dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti :
1.       Pihak ke tiga yang diberikan tanggung jawab dalam menyusun dokumen tidak menggunakan tenaga ahli yang sesuai ( menggunakan tenaga ahli yang tidak memiliki basic keilmuan tambang )
2.       Pihak penyusun dokumen tidak mempunyai tenaga ahli yang diperlukan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama karena diperlukan koordinasi terlebih dahulu dalam pencarian tenaga ahli yang sesuai
3.       Penyusunan dokumen tidak mengacu pada aturan dasar yang dikeluarkan oleh pemerintah
4.       Tidak adanya kontak person di lingkungan instansi yang terkait sehingga penjadwalan dalam pengajuan dan presentasi setelah pengajuan tidak bisa dipantau sehingga bisa memakan waktu yang cukup lama
5.       Dalam penyusunan dokumen reklamasi (RKTTL dll) perusahan tambang tidak memiliki rencana penambangan sehingga penambangan dilakukan secara tidak sistematis akibatnya akan kesulitan dalam menentukan tahapan dalam penataan lahannya
6.       Tidak tersedianya dokumen-dokumen pendukung untuk penyusunan laporan

Ke enam hal tersebut diatas adalah hal yang paling umum terjadi dalam penyusunan laporan karena itulah sebaiknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan / dipertimbangkan oleh pihak perusahaan untuk meminimalkan hal tersebut, seperti hal berikut ini:
1.       Sebaiknya perusahaan sebelum melakukan kontrak terlebih dahulu mengetahui siapa saja tenaga ahli yang akan menyusun dokumen tersebut baik melalui pengajuan proposal dan dengan presentasi tenaga ahli sebelum kontrak
2.       Sebaiknya sebelum pengajuan perusahaan tambang sebaiknya mendapatkan salinan laporan sebelumnya untuk mengecek apakah laporan tersebut sudah sesui dengan aturan yang telah ada
3.       Perusahaan bisa memasukkan biaya kepengurusan pada biaya penyusunan laporan dan pastikan pihak penyusun memiliki kontak persen pada instansi terkait
4.       Sebaiknya perusahaan membentuk divisi/departemen perencanaan atau penggunakan jasa konsultan perencanaan tambang sehingga dengan penambangan yang sistematis maka akan lebih mudah penyusunan dan penyelesaikan dokumennya dapat tepat waktu
5.       Sebaiknya perusahaan memiliki salinan dokumen kelengkapan tambang seperti laporan eksplorasi, Feasibility Study, dll (tergantung jenis laporan/ dokumen yang akan disusun) sehingga dokumen yang disusun akan sesuai dengan dokumen-dokumen lainnya dan tidak akan menimbulkan masalah yang berarti ataupun revisi yang memakan waktu.
Dalam kesempatan ini juga kami selaku konsultan tambang menawarkan jasa untuk pengurusan dokumen tambang, dengan pembiayaan yang transparan dan dalam pbentuk RAB sehingga lebih jelas jenis pembiayaannya
            Untuk  kontrak dan pembiayaan dapat dilakukan secara :
ü  paket (kontrak untuk lebih dari satu dokumen tambang) dengan pembiayaan yang lebih murah tidak termasuk biaya pengurusan dokumen dengan waktu penyusunan laporan sekitar kurang lebih 1 bulan untuk setiap itemnya terhitung setelah kelengkapan penyusunan laporan diserahkan
ü  kontrak perdokumen, kontrak dilakukan untuk setiap dokumen yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kontrak system project dimana pembiayaan dengan pengajuan RAB dan proposal terhadap perusahaan tidak termasuk biaya pengurusan dokumen
ü  kontrak perdokumen, kontrak dilakukan untuk setiap dokumen yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kontrak system project dimana pembiayaan dengan pengajuan RAB dan proposal terhadap perusahaan termasuk biaya pengurusan dokumen
ü  paket (kontrak untuk 13 item untuk lebih jelasnya lihat postingan masalah dalam pertambangan dan solusinya 1) dengan system kontrak konsultan tambang dengan pembiayaan perbulan





Friday 28 November 2014

Masalah dalam penambangan dan solusinya 1 - lereng tambang

Dalam mengelola suatu industry pertambangan sering kali menghadapi berbagai permasalahan. permasalahan tambang yang ada seperti :

  • Masalah longsoran yang terjadi pada lereng tambang (slope stability)
  • Penempatan alat berat / mekanis yang kurang tepat sehingga target produksi tidak tercapai (heavy equipment planning)
  •  Pengurusan dokumen kelengkapan tambang seperti FS, RPT,RR, RKTTL, SKAB dll yang rumit
  • Desain jalan tambang yang kurang optimal
  • Desain stockroom dan stockpile yang kurang optimal
  • Belum adanya desain disposal yang sesuai
  • Tergenangnya front kerja / terjadi banjir pada front kerja sehingga menghambat bahkan menghentikan kegiatan penambangan 
  • Perlu dilakukan pengeringan pit (dewatering) sehingga butuh perencanan waktu dan peralatan dewatering
  • kalkulasi blending formula yang kurang tepat sehingga mengakibatkan batubara yang dipasarkan tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan
  • penentuan pasangan batubara blending yang kurang baik sehingga harga jual tidak sesuai dengan harapan
  • Perlunya Eksplorasi awal untuk menentukan prospek tidaknya suatu areal penambangan dengan Pemetaan geologi (geology mapping)
  • Belum adanya Perhitungan cadangan yang sesuai kondisi aktual, baik jumlah maupun kadar / kualitas
  • Permasalahan pada Pemetaan kemajuan tambang (mine progress mapping)
  •  Perlunya Pembuatan peta topografi (topography mapping)
  • Perlunya Perencanaan tambang bulanan/ triwulan (short term)
  • Perlunya Perencanaan tambang tahunan (short term)

Untuk kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Masalah longsoran yang terjadi pada lereng tambang (slope stability). Longsoran pada lereng tambang bukan hanya menghambat pekerjaan penambangan tetapi juga dapat berbahaya baik untuk pekerja ataupun apat mekanis yang bekerja pada lokasi penambangan tersebut, dapat pula mengakibat kerugian besar jika harus melakukan ganti rugi terutama ganti rugi akibat rusaknya fasilitas umum bahkan dapat berujung pada pencabutan izin penambangan oleh pihak terkait (pemerintah). Karena itulah perlu dilakukan kajian dan penelitian untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
Ada beberapa pencegahan / solusi yang bisa diterapkan antara lain :

  •   Mendesain lereng tambang sebelum melakukan penambangan, sehingga mendapatkan lereng yang optimum agar keamanan dan biaya produksi bisa dioptimalkan.
  •   Pencegahan dengan monitoring dan evaluasi tentang kondisi lereng terutama untuk lereng lowwall atau lereng yang statis dimana pada lereng tersebut tidak dilakukan pekerjaan atau kegiatan apapun
  • monitoring dan evaluasi bisa dilakukan dengan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya longsoran seperti adanya pergerakan massa batuan atau tidak, adanya retakan atau tidak dll . monitoring juga dapat dilakukan dengan alat untuk mengukur pergerakan yang terjadi (perlu dipertimbangkan biaya pengadaan alat dan operasional alat )



  •   redesign lereng tambang untuk memperlandai sudut memiringan lereng (slope) untuk memperbesar factor keamanan lereng
  •  redesign untuk menyesuaikan kondisi litologi pada lereng dengan sudut aman (sudut dengan faktor keamanan >1)
  • mendesain lereng tambang sesuai dengan kemajuan tambang (highwall pada tambang batubara memiliki resiko longsoran lebih tinggi seiring dengan bertambahnya kedalaman bukaan tambang)
  •  perlunya perhatian lebih pada lereng tambang yang berhubungan dengan fasilitas umum
  •  penentuan design dan jarak yang aman terhadap fasilitas - fasilitas umum
  • pada lokasi lereng tambang yang berdekatan dengan sungai ( bantaran sungai )perlu diperhatikan beberapa hal seperti keberadaan litologi terhadap dimensi lereng, jarak antara lereng tambang terhadap sungai, waktu ekspos lereng (batas waktu optimum lereng yang diamati untuk terekspos sebelum perlu dilakukan backfilling / penataan lahan), kedalaman bukaan terhadap factor keamaan lereng tambang



  •  perlu dipetakan lokasi – lokasi yang memiliki resiko longsoran

pekerjaan –pekerjaan tersebut dapat dilakukan secara swadaya oleh pihak perusahaan atau bila perlu / dibutuhkan dapat menggunakan jasa konsultan.
RADIMEL PUTRA MINING adalah suatu perusahaan konsultan tambang yang menawarkan solusi untuk permasalahan- permasalahan diatas. Kami memiliki pengalaman kurang lebih selama 5 tahun dengan beberapa klien yang telah menggunakan jasa konsultan kami.
CV Radimel  Putra Mining (CV RPM) memiliki tenaga ahli dari beberapa bidang , mayoritas tenaga ahli merupakan sarjana dan magister teknik pertambangan dari Universitas ternama yang memiliki reputasi sangat baik dan telah melahirkan banyak professional dibidangnya dan sebain besar bekerja sebagai tenaga pengajar di universitas tertentu sehingga secara keahlian baik secara akademisi maupun praktisi dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan hasilnya
Untuk  kontrak dan pembiayaan dapat dilakukan secara :
ü  paket (kontrak untuk 13 item diatas) dengan system kontrak konsultan tambang dengan pembiayaan perbulan

ü  kontrak peritem, kontrak dilakukan untuk setiap item yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kontrak system project dimana pembiayaan disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan dengan pengajuan RAB dan proposal terhadap perusahaan

Thursday 20 November 2014

autocad tutorial for created cross section surface map

Membuat cross section map dengan autocad (created cross section surface map)


For create map using autocad, can be done in two way :
A.    Using autocad integrated with quicksurf (try trial version or you can buy it if you like this software)
B.    Using autocad land desktop. We will guide you using this software  to create cross section in our other post
In this opportunity we will guide you to created cross section from topography map. When Using autocad integrated with quicksurf we have to done it in several step, it just so easy, the different of using quicksurf then other software is you can control your cross section surface as you ‘re desire, you can control dimension, vertical range, etc. the very important thing is you can use all of autocad feature specially if you more familiar with that then using feature in autocad Land desktop, using dimension for calculate range and distance more easier. Cross-section witch representation surface in 2D profiles, it can use when we want to know bedding set from many lithology by overlay it in one section, or when we use cross section method for calculating volume. Cross section familiar using for mine exploration (coal exploration) to determinate the inclined of coal or to estimate deposite volume of coal and overburden
1)          Open autocad
2)          Created map (see our other post 5 step created map with autocad) / open digital map
3)          If map didn’t show push Z enter E enter to show it
4)          Point to quicksurf – ekstract from drawing – extract to surface ,  it will take several time wait until quicksurf finish to read the map /entities
This step always done when open map at the first time, otherwise this software wouldn’t read the elevation from your map
5)          Point to quicksurf –triangulated grid  this will open surface - right click – this will open none/show /draw / redraw write s, wait until quicksurf finish creating triangulated from your surface, this will short waiting time when use command cross section
6)          Scroll mouse this will make triangulated hide
You can skip step 5 and 6 but if you done it it will take longer waiting time then using that step.
7)          Before you created cross section we have to configure the elevation range from your surface, Click on contour look for the lowest elevation and highest elevation from surface map, see elevation on left corner side of your windows
8)          After you get range elevation, go to next step for configure cross section
9)          Point to quicksurf – configuration- configure section, this will show you 2D section properties – click on graph – at vertical range unclick auto fill the min with lowest elevation and max with highest elevation
10)    Drawing control line on the surface (on the area that need to be convert to cross section)

11)    Point to quicksurf – design tools – cross section - surface – right click – select object select control line - right click - none/show /draw / redraw write D – lower left corner- left click – drag the mouse – upper right corner – left click
get the software at :
https://redirect.viglink.com?key=6d80225e1e0279c719b9d99ee5d5d846&u=https%3A%2F%2Fwww.rockware.com%2Fproduct%2FproductDemo.php%3Fid%3D205

Wednesday 19 November 2014

BASIS PARAMETER KUALITAS BATUBARA

BASIS PARAMETER
  • AIR DRIED BASIS (ADB)
  • AS RECEIVED BASIS (ARB)
  • DRY BASIS (DB)
  • DRY ASH FREE (DAF)
  • DRY MINERAL MATTER FREE (DMMF)
AIR DRIED BASIS
  • Semua parameter yang ditentukan dari sample batubara yang sudah di air dried dinyatakan dalam basis ADB
  • Air dried basis disebut juga “as analysed” atau “as determined”.
  • Kandungan air permukaannya telah dihilangkan misalnya dengan cara diangin-anginkan dalam suhu ruangan
AS RECEIVED BASIS
  • As Received Basis adalah basis yang menyatakan parameter kualitas batubara pada saat diterima.
  • As Received Basis didasarkan pada kualitas batubara dengan kandungan Total Moisture.
                               (100-TM)
   P(ar) = P(adb) x ------------
                              (100-Mad)
                 P(ar)    = Parameter (as received basis)
                 P(adb) = Parameter (air dried basis)
    TM      = Total Moisture
    Mad     = Moisture (adb)
CONTOH KALKULASI
(as Received Basis)
TM         : 25.5 % ar
IM          : 16.4 % adb
CV          : 5600 kcal/kg adb

Hasil kalkulasi :
CV (ar)  = CV(adb) x (100-TM)/(100-IM)
CV (ar)  = 5600 x (100-25.5)/(100-16.4)
             = 4990 kcal/kg
DRY BASIS
  • Dry Basis adalah basis dimana suatu parameter kualitas dikondisikan seolah-olah tidak mengandung moisture (kering)
                                  (100)
   P(db) = P(adb) x ------------
                            (100-Mad)
                 P(db)   = Parameter (dry basis)
                 P(adb) = Parameter (air dried basis)
    Mad     = Moisture (adb)
CONTOH KALKULASI
(dry Basis)
TM         : 25.5 % ar
IM          : 16.4 % adb
CV          : 5600 kcal/kg adb
Kalkulasi:
CV (db) = CV(adb) x 100/(100-IM)
CV (db) = 5600 x 100/(100-16.4)
             = 6699 kcal/kg
DRY ASH FREE
  • Adalah basis untuk menyatakan suatu parameter kualitas batubara yang dikondisikan seolah-olah batubara tersebut tidak mengandung moisture dan ash.
                                                               
                                                               
   P(daf) = P(adb) x 100/(100-Mad-Ash)          
                 P(daf)   = Parameter (dry ash free basis)
                 P(adb)  = Parameter (air dried basis)
     Mad     = Moisture (adb)
     Ash      = Ash(adb)
CONTOH KALKULASI
DRY ASH FREE
TM         : 25.5 % ar
IM          : 16.4 % adb
Ash        :   4.7 % adb
CV          : 5600 kcal/kg adb
Kalkulasi :
CV (daf)               = CV(adb) x 100/(100-IM-ash)
CV (daf)               = 5600 x 100/(100-16.4-4.7)
             = 7098 kcal/kg
DRY MINERAL MATTER FREE
  • Adalah basis untuk menyatakan suatu parameter kualitas batubara yang dikondisikan seolah-olah batubara tersebut tidak mengandung moisture dan mineral matter
                                                               
                                MM = 1.08 A + 0.55S                                                      
 
      P(dmmf) = P(adb) x 100/(100-Mad-1.08A-0.55S) 
                           
                 P(dmmf)   = Parameter (dry mineral matter free)
                 P(adb)      = Parameter (air dried basis)
                 Mad          = Moisture (adb
     A              = Ash(adb)
     S              = Sulfur (adb)
CONTOH KALKULASI
DRY ASH FREE
TM         : 25.5 % ar
IM          : 16.4 % adb
Ash        :   4.7 % adb
CV          : 5600 kcal/kg adb
VM         : 39.4 % adb
FC           : 39.5 % adb
TS           :   0.95 % adb

Kalkulasi :
CV (dmmf ) = CV(adb) x 100/(100-IM-1.08Ash-0.55S)
CV (dmmf)= 5600 x 100/(100-16.4-1.08x4.7-0.55x0.95)
               = 7179 kcal/kg

parameter
AR
ADB
Dry base
DAF
DMMF
CV
4990 kcal/kg
5600 kcal/kg
6699 kcal/kg
7098 kcal/kg

7179 kcal/kg

Dari tabel hasil perhitungan Calorie value pada sampling batubara dengan kualitas yang sama terlihat bahwa semakin sedikit material non carbon pada batubara maka akan semakin tinggi  calorie valuenya
Perhitungan umumnya dilakukan dengan menghitung dalam ADB dimana pada kondisi ini kondisi moisture dalam batubara cenderung stabil karena kandungan air permukaan atau free moisture sudah dihilangkan , free moisture pada batubara memiliki kecenderungan untuk berubah baik karena proses penyimpanan ataupun penambahan kandungan air akibat proses handling bahkan proses pereduksian ukuran batubara pun dapat meningkatkan persentase free moisture batubara tersebut.
Pada perdagangan batubara seringkali terjadi peningkatan persentase parameter seperti TM, IM ,Ash   VM,  TS,dan penurunan CV,  FC setelah proses reduksi atau crushing ada beberapa penyebab yaitu :
1)      Akibat proses crushing ukuran batubara akan berkurang akibatnya permukaan batubara yang terekspos lebih banyak sehingga kemampuan pori-pori batubara untuk terisi air lebih besar sehingga free moisture bertambah persentasenya akibatnya Calorie valuenya akan berkurang

2)      Akibat proses crushing batubara akan kehilangan  Fix carbonnya hal ini dapat dikarenakan kekuatan/kekerasan carbon pada batubara lebih kecil dibandingkan kekuatan / kekerasan mineral metternya (kandungan ASH) hal ini terjadi terutama untuk batubara low rank. Akibatnya persentase fix carbon dan calorie value nya menurun dan persentasi parameter lainnya naik 

Sunday 16 November 2014

Mengenal sifat Batubara

by auditor
Parameter kualitas batubara
Analisa parameter
Sifat kimia batubara
  • Analisa proksimat
  • Calori value
  • Analisa komposisi abu
  • Titik leleh abu
Sifat fisik batubara
  • HGI
  • Nilai muai bebas (Free Sweeling Index)
  • Gray king Index
  • dilatometri
PROXIMATE ANALYSIS
  • Air dried moisture
  • Ash Content
  • Volatile Matter
  • Fixed carbon
Kandungan batubara
  • Air
  • Material batubara (coal matter)
  • Material bukan batubara (mineral matter)
A.      Air
Kadar air (Total Moisture)
Air bebas  (free moisture) atau air bawaan (air dry loss)
Dipengaruhi oleh
  • Kondisi
  • Penambangan
  • Benefisiasi
  • Transportasi
  • Penanganan dan penyimpanan
  • Distribusi ukuran butir
Air bawaan (inherent moisture)
  • Air yang terikat secara fisik dengan batubara
  • terdapat dalam struktur pori-pori sebelah dalam
  • Mempunyai tekanan gas lebih rendah dari tekanan gas normal
  • Mempengaruhi kualitas batubara
  • Dapat dihilangkan dgn  pengeringan spt:
                steam dry
                Hot water drying
                Oil drying
Pengaruh kandungan air
Dalam handling dan grinding
  • Menambah biaya produksi
  • Kecendrungan menggumpal dalam chute dan bunker
  • Kapasitas alat berkurang
Dalam pembakaran
  • Sensible heat 0.2% untuk  kenaikan 1%  kandungan air
  • Diperlukan untuk Nox dan smoke
Dalam pembuatan kokas
  • Berhubungan dengan sifat sweeling
  • Air bawaan 1.5%-2.5% tinggi
  • > 4% rendah
Penentuan Total Moisture biasanya dibagai menjadi dua tahap penentuan yaitu :
          Penentuan Free Moistrue atau air dry loss
          Penentuan Residual moisture
TM = FM + RM(1-FM/100)
Dalam komersial, Total Moisture sering dijadikan parameter penentu berat cargo akhir, atau bahkan sebagai batasan Reject.
Adjustment Cargo = Tonase X (100-TM act)/(100-TM kontrak)
          Total Moisture juga digunakan sebagai faktor dalam penentuan basis As Received, baik untuk nilai kalori maupun untuk parameter lainnya.
B.      Material batubara (coal matter)
·         Mineral matter bawaan (inherent mineral Matter) terikat secara kimia dalam struktur molekul batubara
·         Material mineral dari luar batubara (extraneous mineral matter)
Pengaruh ash content
Dalam grinding
§  menyebabkanHGI rendah
§  Alat peremuk cepat aus
§  Meningkatkan abration index
§  Dalam pabrik semen
§  Abu diabsorb menjadi produk klinker
Dalam pembuatan kokas
§  Slagging
§  Ketidakefisienan blast furnace
§  Kandungan abu normal 8-11%
Kegunaan kadar Abu
  • Kadar abu didalam penambangan batubara dapat dijadikan penentu apakah penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan membandingkan kadar abu dari data geology atau planning, dengan kadar abu dari batubara produksi.
  • Kadar abu dalam komersial sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi atau bahkan sebagai rejection limit.
Jumlah mineral matter
MM = 1.1 x kandungan abu
MM = 1.08 A + 0.55 S
MM       = mineral matter
A             = kandungan abu
S              = kandungan sulfur
Sifat abu
ash fusion temperatur (AFT)
  • Menggambarkan  sifat softening dan melting
  • Dapat diukur dalam kondisi oksidasi reduksi
  • Pengaruhnya:
  • AFT rendah (<1300°C) : sistem penghilang abu secara basah (lewat bawah atau boiler)
  • AFT tinggi (>1350°C) sistem penghilang abu secara kering atau lewat atas
  • AFT diantaranya flexibility tinggi dalam instalasi alat

C.      Material bukan batubara (mineral matter)
Terdiri dari :
§  Combustible gases seperti CO dan CH4
§  Gas-gas yang dapat dikondensasikan seperti tar
§  Gas2 yang tidak terbakar spt CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi

Sifat-Sifat Nilai kalori Batubara
  • Nilai Kalori batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya.
  • Pada batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga Abu. Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.
§  <4012.613 gambut
§  4012.613 -5493.458 browncoal
§  5493.458 -6998.188 subbituminus
§  6998-8658.168 bituminus
§  >8658.168 antrasit
HARDGROVE GRINDABILITY INDEX
   HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara yang menyatakan kemudahan batubara untuk di pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75 micron.
   HGI sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan pulverized coal.
   HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu pulverizer atau milling secara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi oleh kondisi operasional Milling itu sendiri, seperti Mill tention, Temperature primary air, setting classifier dan lain-lain. Namun demikian, HGI dapat dijadikan pembanding untuk batubara yang satu dengan lainnya mengenai kemudahannya untuk dimilling.
Sifat-Sifat HGI
   Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh organik batubara seperti jenis maceral dan lain-lain.
   Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, maka semakin rendah HGI nya. Namun hal ini tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat cooking. Dimana untuk jenis batubara ini HGInya tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.
   Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan. Secara umum penambahan abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.
   Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan moisture








Tuesday 11 November 2014

tutorial 5 step Create digital Map

by auditor
11/11/14 9:24 PM

Map is an essential thing today , for people who just using it for navigation, showing location, etc  and specially if you are working to engineer surface (earth surface).  Many software offer  feature to create map but sometimes we have to do it in complicated ways, that is make us very confuse and sometimes we have to pending our job and need help. Create map now more easier using autocad, its simple and only take 5 step to make smoothing contour in topography map. For create map using autocad we need support tool as quicksurf, quicksurf one of the powerful software for creating and manipulate  map. you can get trial version on official web (you can try at rocsience web), this special feature has been post by us (please search in our blog to know better). for this opportunity we will assist you to use one of the function that quicksurf offer next we will give you other function such as make mapping cross section, volume counting, pit construction, etc. This is 5 step to make map using autocad It will guide us to create map


  1.  Open autocad, you can integrated quicksurf to autocad 2004 and years after
  2. Point to Quicksurf - import dataread ASCII point- choose file make sure file isn’t open, because quicksurf can’t read the file if it was opened so we can’t make the topography map
   
 3. Point to Quicksurf - Contour interval - set contour interval (you can set the interval contour as   
     your desire exp you can type 5, more smaller interval more smaller interval elevation between 
     one contour line to other)  
 4. Point to Quicksurf Contour - (it will  show you small box) Surface - right click - 
    (None/Show/draw/Redraw) file the blank with D if you want to draw contour and S if you just 
    want to show contour (the contour will erase if you scroll the mouse ) – close all (right click)
 5.   Bloc / highlight contour, Point to Quicksurf  annotate – Smooth contours

If the contour isn’t show, you have to do this : Write in / push Z enter E enter to Show contour
You can make your map more perfect by adding index contour and labeling index contour with value of elevation in that index contour, this is the step :
A.      Highlight / bloc contour
B.      Point to quicksurf -  Annotateindex interval ( write interval as your desire ) – right click – index layer ( write u) – right click – index width (write >1 to make index contour different from other line contour)
C.      Make linear line, cross the contour
D.      Point to quicksurf - Annotateautolabel contours (for auto) /label contours (for manual labeling) – label interval (write All) – right click - text height (write number of height) – right click – select guide polyline – click on line (point C)
E.      Its take several time for quicksurf to checking contour, wait until quicksurf finish write label contour
Now you have an topography map, you can manipulate or export to other software, hope you’ll enjoys using this software, if you really like it please buy that software, it  will help the software to be develop  
get the software at :
https://redirect.viglink.com?key=6d80225e1e0279c719b9d99ee5d5d846&u=https%3A%2F%2Fwww.rockware.com%2Fproduct%2FproductDemo.php%3Fid%3D205

Sunday 2 November 2014

Tutorial surfer Created topography map from JPG file (Membuat peta digital dari peta scan)

Creating map from JPG file  (Membuat peta digital dari peta JPG)
by auditor
11/2/14 8:24 PM

To make map from JPG file isn’t impossible but can’t be done instantly  its need patient and use more then one software. For this opportunely we will guide you to created digital map from image file / JPG file. First you need software to digitalize map as Surfer, we use Surfer 9. Surfer is one of software which offer special  feature to digitize map, digitize map is the way to located contour in picture/ image file and convert it to the coordinate X,Y Follow this step to make Map from JPG or image map:
1.      Open the JPG file, Cut the map to the nearest border using picture software as snagit, corel draw, etc then save as
2.      We need to created JPG/ image file that match with map scale

3.      Open autocad you can use autocad 2004 and the years after
4.      Created rectangle associated to JPG scale
5.      Point to insertraster image reference – choose JPG file – image – Ok – specific insert point write 0,0 – enter
6.       Drag image to fill the rectangle
7.      Save file in dxf format. Close Autocad
Now the image file ready to digitize, and we move to next step
8.      Open Surfer 9
9.      Point to MapNew - base Map this will show import box
10.  In the Import box, import the image file in point 7 - Open
11.  Now it will show your image file in surfer as a map 


1.      Click image map to active map
2.      On surfer click Map - Digitize – click on contour Map, this will open a new window

3.      We have to change digit. Bln to data file

7.      Save as that new windows in format Data File (.dat)

1.      Input elevation ( z coordinate ) base on contour elevation ( point 6 ) in new windows near Y coordinate
1.      Do it at whole point in the same contour line
2.      Next point to next contour line, do it as step 15-16
3.      After that Do it to all of contour line in that map
4.      Save the new window ( point 7 )
Now The JPG file was convert to coordinate file ( ASCII file ) but its not perfect yet, we need to combine with coordinate source in JPG file / image file
5.      After all the contour in image was digitize, open file (still in surfer point to Fileopen – open file on point 7 )
6.      File - Save as on the save as box change save as file to Microsoft excel file ( .xls )
7.      Open file ( point 21) in excel

8.      Open original image file look at the X,Y original coordinate if coordinat not in UTM please convert to UTM

1.      Convert the coordinate using the original coordinate ( make new formula in new column fill it with coordinate + original coordinate ) - save as .csv - close the file
2.      Open the .csv file
3.      Cut the X,Y coordinate Colum , leave the convert coordinate – save ( always make X, Y, Z column )

Now you have the ASCII file to make digital Map using Autocad or other tool/software. Please see our other post to see how to created Map using Autocad 
get the surfer at :
http://redirect.viglink.com?key=6d80225e1e0279c719b9d99ee5d5d846&u=http%3A%2F%2Fwww.goldensoftware.com%2Fproducts%2Fsurfer

//go.ad2up.com/afu.php?id=443944