Penanganan air tambang
Dalam proses penambangan sering kali dijumpai kendala berupa
tergenangnya front kerja, hal ini dapat mengakibatkan terhambat bahkan
terhentinya kegiatan penambangan. Penanganan air tambang dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Antara lain dengan menggunakan system drainage dan system
dewatering.
Penerapan kedua sistem tersebut dapat dilakukan secara
kombinasi ataupun hanya menerapkan salah satu system saja.
Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan air tambang
antara lain :
§
Sump yang digunakan tidak dapat menampung debit
air yang masuk ke dalam tambang (sump meluap)
§
Debit air yang masuk terlalu besar
§
Perlu dilakukan pengeringan terhadap pit yang
akan dilakukan penambangan kembali
§
Kombinasi pompa yang kurang sesuai sehingga tidak
dapat menangani air yang masuk ke dalam pit
§
Lokasi sump yang kurang sesuai sehingga penganan
air tambang tidak optimal
§
Kedalaman pit yang terlalu dalam sehingga tidak
sesuai dengan kemampuan pompa
§
System drainage yang tidak dapat menangani debit
air limpasan (system drainage meluap)
§
Lokasi system drainage yang kurang tepat
Ada beberapa pencegahan / solusi yang bisa diterapkan
untuk mengatasi atau mencegah hal tersebut diatas antara lain :
§
Perlu dilakukan design sump yang sesuai dengan
debit air limpasan dan debit pompa yang ada sehingga sump tersebut dapat
menampung debit air yang masuk pada durasi dan intensitas maksimum
§
Debit air yang masuk dipengaruhi oleh intensitas
hujan yang terjadi dan luasan catchment area (untuk mengukur luasan catchment
area lihat posting sebelumnya Penangan air tambang). Untuk memperkecil
catchment area dapat dilakukan dengan memotong catchment dalam hal ini
menerapkan system drainage (saluran).
Dengan diperkecilnya catchment area tersebut maka
debit air yang harus di tangani dapat lebih kecil pula akibatnya dimensi sump
dapat diperkecil atau dapat mengurangi jumlah pompa yang digunakan. Kesemua hal
tersebut pada akhirnya akan mengurangi biaya operasional penanganan air
tambang.
§
Ada kalanya suatu areal penambangan ditinggalkan
kemudian setelah beberapa waktu kemudian lokasi tersebut ditambang kembali. Akibat
ditinggalkan beberapa waktu tersebut maka terjadi akumulasi air pada pit /areal
penambangan yang besarnya menyebabkan tidak dimungkinkannya dilakukan
penambangan pada areal tersebut sehingga perlu dilakukan proses pengeringan.
Dalam proses pengeringan tersebut perlu diperhatikan
apakah design system dewatering yang akan diterapkan memiliki jangka waktu
tertentu ataukah memiliki budget tertentu/
terbatas
Untuk dewatering dengan jangka waktu tertentu maka
perlunya prediksi curah hujan yang tepat. Untuk prediksi curah hujan terlebih
dahulu dengan menentukan periode perulangan dengan metode chi square (chi kuadrat) , penggunaan metode ini juga
dapat menentukan metode yang tepat untuk perhitungan curah hujan.
Setelah diketahui periode perulangan dan metode
perhitungan curah hujan yang sesuai dengan data pada lokasi tersebut maka dapat
diprediksi curah hujan berikutnya. Prediksi curah hujan tersebut penting un tuk
mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan proses pengeringan (dewatering).
Setelah diprediksi waktu yang tepat maka selanjutnya
dilakukan penentuan rangkaian dan jumlah pompa yang akan digunakan. Dimana total
debit pompa yang digunakan haruslah lebih besar atau sama dengan debit air
dalam pit ditambah dengan debit air hujan yang akan masuk ( ditambah dengan
debit air tanah jika ada).
§
Jika lokasi pit tidak dimungkinkan untuk
pembuatan sump dengan skala besar maka perlu dilakukan desain pompa yang
sesuai.
§
Lokasi sump merupakan hal yang sangat penting. Penentuan
lokasi sump haruslah dekat dengan front kerja dan harus dipastikan bahwa aliran
air akan menuju tepat ke dalam sump, untuk itu perlu dilakukan simulasi
pergerakan aliran air.
§
Kedalaman pit yang terlalu dalam dapat
mengakibatkan tidak terangkutnya air dari dalam sump ke setting pond. Hal ini
dapat dikarenakan head total yang ada tidak sesuai dengan spesifikasi pompa
(head total > head yang dapat dihandle pompa sesuai dengan spesifikasi
ponpa)
§
System
drainage yang tidak dapat menangani debit air limpasan (system drainage meluap)
dapat dikarenakan dimensi system drainage (saluran) lebih kecil dari debit air
yang masuk, karenanya untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan
perhitungan catchment area yang harus ditangani oleh system drainage dengan
tepat untuk memperoleh debit air limpasan yang akan masuk ke system drainage
sehingga dapat dilakukan design system drainage yang sesuai.
§
Penempatan lokasi drainage haruslah benar-benar
tepat agar aliran air dapat diarahkan masuk system drainage tersebut sehingga catchment
area dapat diperkecil sesuai dengan keinginan (lihat point 1).